Sabtu, 06 Oktober 2012



PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM KIMIA




SITI NURLELA (1127030065)
JURUSAN : FISIKA
KELAS :1.B




LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2012




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam melakukan percobaan di laboratorium tentunya seorang praktikan harus mengenal alat-alat yang akan dipergunakan. Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium ini sangat penting guna kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium beserta fungsinya dalam praktikum kimia dasar.  Praktikan dikenalkan dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang akan dipakai ketika melakukan percobaan-percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hasil yang didapatkan adalah praktikan dapat mengenal dan mengetahui alat-alat laboratorium beserta fungsinya.
1.2 Tujuan percobaan
  1. Mengenal alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium kimia.
  2. Untuk mengetahui fungsi dan bagaimana cara menggunakan alat-alat kimia yang ada di laboratorium.
1.3 Teori dasar
Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
Eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran sains ini. Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan juga mengamati perubahan yang diamati. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam pengajaran sains sebagai produk ini (Wahyudi, 2011)
Pengajaran metode sains melalui metode praktik laboratorium dapat berperan sebagai (Wahyudi, 2011):
  1. Untuk memberikan realitas yang lebih nyata dan tiga dimensi daripada sekedar penjelasan tertulis.
  2. Persamaan matematik atau diagram seperti yang ada di buku teks.
  3. Untuk memberkan bayangan realitas yang memang butuh penjelasan untuk melatih penggunaan alat-alat laboratorium beserta teknik-teknik penggunaannya.
  4. Untuk menguji atau mengkonfirmasi perkiraan-perkiraan teori-teori ilmiah.

Oleh karena itu pengajaran sains buku teks memerlukan berbagai pendekatan praktek yang beragam dan cocok dalam pemakaian metode praktek laboratorium. Karena sebelum memulai melakukan praktik di laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan dilaboratorium.
Dalam praktikum analis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian. Kerapian hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabot-perabot laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam dan bak meja. Bahkan korosif yang tumpah harus segera dibersihkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan di sterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air (Underwood, 1991: 1).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti beker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun, deterjen sintetik atau pembersih sintetik lainnya. Pipet, buret, tabung reaksi atau labu volumetrik mungkin memerlukan deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih dan hilang atau hilang semua bekas kotoran yang menempel. Jika permukaan kaca belum membuang airnya secara keseluruhan, perlu digunakan larutan pembersih yang sifat oksidasinya kuat sehingga dapat memastikan kebersihan kaca secara keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu dibilas dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling dan biarkan mengering sendiri tanpa di lap (Underwood, 1991: 578).
Maksud penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dari larutan induk dan kelebihan reagensia. Umumnya digunakan kertas saring yang tekstur kehalusannya sedang. Tepi kertas saring hendaknya 1 cm dari bagian tepi atas corong (Vogel, 1994: 72).


1.4 METODOLOGI PERCOBAAN

1. Alat dan Deskripsi Alat
Alat yang digunakan pada percobaan:
  1. Rotavapor
  1. Botol Semprot
  1. Cawan petri atau awan Eko atau telepa Petri
  2. (ada 2 macam yaitu yang terbuat dari kaca dan plastik)
  1. pH meter
  2. (ada 2 macam yaitu digital dan anolog)
  1. Multimeter (ada 2 macam yaitu digital dan analog)
  1. Ozon generator
  1. Tabung Pemadam API Powder/Multipurs
  1. corong Büchner yang dihubungkan dengan labu yang terhubung dengan pompa vakum.
  1. Kalorimeter Bom
  1. Kalorimeter Larutan
  1. Timbangan atau neraca
  1. Neraca analitik
  1. Evaporating dish atau cawan porselin
  1. Kawat nikrom (alloy nikel dan krom)
  1. Wadah
  1. Botol reagen atau botol pereaksi
  1. Lup
  1. lKolom Vigraux
  1. Soxhlet
  1. Kompor Listrik
  1. Pipet Gondok
  1. Rak Tabung Reaksi
  1. Batang Pengaduk Kaca
  1. Buret
  1. Separator
  1. Corong Kaca
  1. Kaki Tiga
  1. Kasa Asbes
  1. Tabung Reaksi
  1. Aluminium Foil
  1. Gelas Beker
  1. Erlenmeyer
  1. Gelas Ukur
  1. Labu Ukur
  1. pH Indikator
  1. Gegep
  1. Bunsen Burner
  1. a.Botol Gelap
b.Botol Terang
  1. Piknometer
  1. Kondensor
  1. Kertas Saring
  1. Labu Didih
  1. Pemanas Mantel
  2. Gelas Arloji





2.  Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
  1. Garam
  2. Air
  3. Oxalsaure dyhidrat
  4. Kupfer (II) sulfat pentahydrat
  5. Magnesium sulfat heptahydrat
  6. Natrium hydroxid sodium hydroxide
  7. Natrium chloride
  8. Magnesium sulfat heptahydrat
  9. Calcium carbonat
  10. Baromchlorid dyhidrat
  11. Kalium iodide
  12. AsamOxalat
  13. Eisen (II) sulfat heptahydrat
  14. Barium hydroxid octahydrat
  15. Iodine
  16. Tembaga (II) sulfate
  17. Kalsium klorida
  18. Iodine
  19. Aquades
  20. Aqua bidest
  21. Kalium hydroxide
  22. Potassium clhorida
  23. Natrium hydrogen carbonat
  24. Alkohol
  25. AsamHidrocloric
  26. Ammonium Fluorid
  27. KaliumDihydrogenPhosphat
  28. AsamNitrat
  29. CalsiumHydroxid
  30. AsamSulfat
  31. Ammonium HeptanolybdatTetrahydrat

1.5 PROSEDUR KERJA

  1. Penimbangan dan Pembuatan Larutan
  1. Mengambil gelas arloji, kemudian memasukkan ke dalam neraca analitis.
  2. Mengalibrasi gelas arloji.
  3. Mengambil padatan CaCO3, kemudian meletakkan ke atas gelas arloji sedikit demi sedikit hingga mencapai 3 g.
  4. Mengambil kembali padatan CaCO3 yang telah ditimbang, lalu memasukkan ke gelas beker.
  5. Mencampur padatan CaCO3 dengan akuades, kemudian mengaduk menggunakan pengaduk.
  6. Mengamati endapan yang terjadi.
2.Penyaringan
    1. Mengambil kertas saring.
    2. Melipat kertas saring menjadi ¼ bagian, kemudian melipat lagi hingga 2-3 lipatan.
    3. Meletakkan kertas saring yang telah dilipat pada dinding corong dengan membasahinya dengan menggunakan Akuades.
    4. Meletakkan corong yang telah ditempeli kertas corong diatas gelas piala.
    5. Memasukkan CaCO3 secara merata pada corong.
    6. Menuangkan sedikit demi sedikit larutan CaCO3 dengan gerakan memutar pada kertas corong hingga semua endapan CaCO3 dalam gelas beker habis.
3. Pengenceran
Pengenceran larutan HCl:
    1. Mengambil 5 ml HCl dengan menggunakan pipet gondok berukuran 5ml.
    2. Memasukkan 5 ml HCl ke labu ukur berukuran 100ml.
    3. Memasukkan Akuades ke labu ukur yang sudah diisi 5ml HCl hingga miniskus bawah Akuades mencapai tanda tera 100ml pada labu ukur.
    4. Menutup labu ukur, kemudian mengocok labu ukur sebentar
  1. Pengenceran larutan NaOH
    1. Mengambil padatan NaOH 8 g.
    2. Memasukkan padatan NaOH ke dalam Erlenmeyer 100ml.
    3. Memasukkan Akuades ke dalam Erlenmeyer yang berisi padatan NaOH sampai keduanya tercampur.
    4. Mengencerkan dan mengocok agar keduanya homogen dan menjadi larutan NaOH 100ml 2 M
4.Titrasi
    1. Memasang buret pada statip.
    2. Meletakkan labu Erlenmeyer dibawah buret yang sudah dipasang statip.
    3. Memasukkan Akuades ke dalam buret hingga volumenya sedikit lebih banyak diatas angka nol.
    4. Mengeluarkan Akuades dari buret sampai bagian bawah buret terisi dan sampai permukaan Akuades sejajar angka nol
    5. Memasukkan Akuades pada Erlenmeyer kemudian goyangkan
    6. Memasukkan Akuades dan serbuk KMnO4 pada gelas beker untuk membuat larutan KMnO4
    7. Mengulangi langkah-langkah 16 untuk menitrasi larutan KMnO

BAB II
ISI

1.DATA PENGAMATAN
A.Daftar Nama dan Fungsi Alat-Alat Laboratorium Kimia
NNO
NAMA ALAT
FUNGSI ALAT
KETERANGAN GAMBAR
11
Rotavapor
Untuk memisahkan zat dari suatu campuran. Misalnya untuk memisahkan pelarut n-heksana yang digunakan untuk megektraksi minyak dari suatu bahan.

22
Botol Semprot
biasanya digunakan untuk menyimpan aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam air. Selain itu digunakan juga untuk mencuci atau menetralkan peralatan-peralatan yang akan digunakan. Cara menggunakan: menekan botol maka aquades akan keluar.
33
Cawan petri atau awan Eko atau telepa Petri
(ada 2 macam yaitu yang terbuat dari kaca dan plastik)
digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya
44
pH meter
(ada 2 macam yaitu digital dan anolog)
Bermacam-macam pH meter yang telah diproduksi oleh pabrik-pabrik. Digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari suatu zat. Biasanya sebelum digunakan dikalibarasi terlebih dahulu menggunakan larutan buffer. Larutan buffer biasanya telah disertakan dalam kemasannya..
55
Multimeter (ada 2 macam yaitu digital dan analog)
Untuk mengukur kuat arus listrik atau hambatan. Misalnya untuk mengukur kuat arus yang dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel galvani.
66
Ozon generator
Untuk membuat ozon dalam laboratorium dengan bahan dasar oksigen (O2) murni
77
Tabung Pemadam API Powder/Multipurs
Pemadam kebakaran
88
corong Büchner yang dihubungkan dengan labu yang terhubung dengan pompa vakum.
Digunakan untuk menyaring. Bahan penyaring (biasanya kertas saring) diletakkan di atas corong tersebut dan dibasahi dengan pelarut untuk mencegah kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan disaring ditumpahkan ke dalam corong dan dihisap ke dalam labu dari dasar corong yang berpori dengan pompa vakum.
99
Kalorimeter Bom
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam erpasang dalam tabung.
110
Kalorimeter Larutan
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem sistem. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
111
Timbangan atau neraca
Untuk menimbang massa suatu zat
112
Neraca analitik
Untuk menimbang massa suatu zat. Tingkat ketelitian lebih tinggi neraca di atas.
113
Evaporating dish atau cawan porselin
Digunakan sebagai wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap, mengabukan kertas saring.
114
Kawat nikrom (alloy nikel dan krom)

Untuk mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala. Hal ini disebabkan setiap zat memberi warna nyala yang spesifik artinya setiap zat memiliki warna yang berbeda antara satu dengan yang lain. Walaupun demikian beberapa zat memberikan warna nyala yang hampir sama sehingga sulit dibedakan.
115
Wadah plastik
Wadah atau tempat menyimpan bahan-bahan kimia
116
Botol reagen atau botol pereaksi
Digunakan untuk menyimpan larutan bahan kimia atau sering juga di gunakan untuk menyimpan indikator asam basa seperti fenolftalin.
117
Lup
Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk mengamati kenaikan atau penurunan suhu pada termometer terutama termometer raksa yang tidak berwarna.
118
Kolom Vigraux
Alat yang digunakan dalam proses destilasi.
119
Soxhlet

Digunakan untuk proses pemisahan suatu bahan alam dengan pelarut organik berdasarkan massa jenis.
220
Kompor Listrik

Digunakan untuk memanaskan bahan-bahan.
221
Pipet Gondok

Digunakan untuk memanaskan bahan-bahan.
222
Rak Tabung Reaksi

Untuk menyimpan tabung reaksi.
223
Batang Pengaduk Kaca

Untuk mengaduk suatu campuran agar merata sehingga reaksi lebih sempurna.
224
Buret

Digunakan untuk titrasi dengan variabel volume titran yang dapat diubah-ubah.
225
Separator

Digunakan sebagai pemisah larutan berdasarkan berat jenisnya.
226
Corong Kaca

Sebagai alat bantu dalam penuangan larutan kedalam botol yang mulutnya kecil.

227
Kaki Tiga


Sebagai penyangga/tungku pada pembakaran
228
Kasa Asbes

Sebagai alat untuk membantu meratakan pemanasan ke seluruh bagian bawah alat yang dipanaskan.
229
Tabung Reaksi

Terbuat dari kaca, digunakan untuk mereaksikan zat dalam jumlah sedikit.
330
Aluminium Foil

Digunakan untuk menutup gelas yang mengandung larutan yang mudah menguap.

331
Gelas Beker

Digunakan untuk menyimpan zat sementara serta pemanasan.
332
Erlenmeyer

Digunakan untuk pengukuran volume tidak tahan panas.
333
Gelas Ukur

Digunakan untuk pengukuran volume tidak tahan panas.
334
Labu Ukur

Digunakan untuk membuat larutan standar. Juga bisa digunakan untuk pengenceran.
335
pH Indikator

Digunakan untuk mengukur pH suatu larutan dengan cara dicelupkan ke cairan yang akan di uji pH nya.
336
Gegep

Digunakan untuk pengambilan alat-alat yang tidak bisa diambil langsung dengan tangan, misalnya tabung reaksi yang sedang dipanaskan.
337
Bunsen Burner

Sebagai pemanas dengan bahan bakar, diletakkan dibawah kaki tiga.
338
(a)    a.Botol Gelap

(b)   b.Botol Terang

a.Untuk mengukur berat jenis suatu zat.
b.Untuk menyimpan zat yang tahan cahaya.
339
Piknometer

Untuk mengukur berat jenis suatu zat.
440
Kondensor
Untuk tempat mendidihkan suatu larutan.
441
Kertas Saring

Untuk tempat mendidihkan suatu larutan.
442
Labu Didih

Untuk tempat mendidihkan suatu larutan.
443
Pemanas Mantel

Untuk memanaskan suatu larutan yang ada pada suatu wadah (contoh: labu didih).
444
Gelas Arloji

Untuk membantu menimbang padatan.
445
Klem statif
Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi, Menjepit buret dalam proses titrasi,untuk menjepit kondensor pada proses destilasi.

2.    Daftar Nama,Rumus,sifat fisik dan wujud zat Beberapa Zat Kimia Yang Umum
NO
NAMA ZAT
RUMUS KIMIA
SIFAT FISIK
WUJUD ZAT
1.
Garam
NaCl
berwarna putih,rapuh ,asin,larut dalam air, tidak bisa melewati selaput semipermeable.
Serbuk
2.
Air
O
tidak bewarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Cair
3.
Oxalsaure dyhidrat
C2H2O4 . 2H2O
Berbentuk serbuk putih
Serbuk
4.
Kupfer (II) sulfat pentahydrat
CuSO4.5H2O
Warna biru

5.
Magnesium sulfat heptahydrat
MgSO4+7H2O
Putih,higroskopis
Padat
6.
Natrium hydroxid sodium hydroxide
NaOH
Bersifat korosif,penambah NaOH
cair
7.
Natrium chloride
NaCl
Putih, butiran
Halus
8.
Magnesium sulfat heptahydrat
MgSO4.7H2O
Putih, higroskopis
Padat
9.
Calcium carbonat
CaCO3
Putih, higroskopis
Halus
10.
Baromchlorid dyhidrat
BaCl2 . 2H2O
Putih
Halus
11.
Kalium iodide
KI
Putih
Halus
12.
AsamOxalat
H2C2O4
Putih. Asam organikyangrelatifkuat,agen pereduktor
Serbuk
13.
Eisen (II) sulfat heptahydrat
FeSO4 . 7H2O
Hitam
Serbuk
14.
Barium hydroxid octahydrat
BaOH2
Putih
Serbuk
15.
Iodine

perak, abu-abu,
Padat
16.
Tembaga (II) sulfate
CuSO4
Biru, higrokopis
Padat
17.
Kalsium klorida
CaCl2
Jernih, tidak berbau, tidak berwarna, solusi tidak beracun
Cair
18.
Iodine
I2
Kristal, perak, abu-abu

19.
Aquades
H2O
Jernih,kuat,tidak korosif
Cair
20.
Aqua bidest
H2O
Jernih, 2x proses distilasi.
Cair
21.
Kalium hydroxide
KaO
Bening, dan menghanguskan kulit
Cair
22.
Potassium clhorida
KCl
Jernih, bahan oksidator, oksidator yang relatif kuat
Cair
23.
Natrium hydrogen carbonat
NaHCO3
Putih,larut dalam air, obat antasid, obat penetral asam bagi penderita asidosis tubulus renalis (ATR)
Serbuk
24.
Alkohol
C2H5OH
Putih, zat tidak berwarna. cairan encer yang dapat tercampur dengan air,suku sedang
Cair
25.
Asam klorida
HCl
komponen utama dalam asam lambung,cairan yang sangat korosif
Cair
26.
Ammonium Fluorid
NH4F
Putih, hidrolisi total dengan sifat asam
Padat
27.
KaliumDihydrogenPhosphat
KH2PO4
Putih
Serbuk
28.
AsamNitrat
HNO3
Asam beracun yang menyebabkan luka bakar
Cairan korosif tak berwarna
29.
CalsiumHydroxid
Ca(OH)2
Putih,halus, basa dengan kekuatan sedang.bereaksi dengan banyak logam dengan adanya air. Larutan tersebut menjadi keruh bila dilewatkan karbon dioksida
Kristal tak berwarna
30.
AsamSulfat
H2SO4
amat korosif, Bereaksi dengan jaringan tubuh,Bereaksi hebat dengan air dan mengeluarkan panas (eksotermis)
Cairan kental
31.
Ammonium HeptanolybdatTetrahydrat
(NH4)6MO7O24.4H2O

Putih, prekursor katalis logam Ni
Serbuk

  1. Pembahasan
         Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang berjudul pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakannya laboratorium ini adalah agar setiap praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium. Dan diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung lagi di laboratorium.
Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat, berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia ini. Alat-alat pemanasan terdiri atas pembakar gas, pembakar spiritus, pemanas mantel, kompor listrik, kaki tiga, kasa, gelas beker, tabung reaksi, labu didih, penjepit. Untuk alat-alat penimbangan terdiri atas labu ukur, labu erlenmeyer, pipet gondok, gelas beker. Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer dan corong.
Saat praktikum, baik sebelum atau sesudahnya, semua alat yang digunakan mesti dicuci. Ini bertujuan agar alat tetap steril sehingga menunjukkan hasil kerja yang maksimal. Cara mencucinya adalah dicuci dengan sabun, kemudian diguyur dengan air kran hingga bersih, dibilas dengan akuades dan dikeringkan dengan lap dan tisu.
Dilaboratorium bahan-bahan kimia tertentu mesti disimpan dalam botol gelap untuk menghindari bereaksinya bahan ketika terkena cahaya, contohnya adalah hidrogen peroksida. Tetapi, jika suatu bahan tidak sensitif dengan cahaya maka dapat disimpan dalam botol terang, misalnya H2SO4.
Dalam kegiatan pemanasan, sebelum meletakkan kaca diatas alat pemanas, harus diletakkan kasa terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar pemanasan dapat merata sehingga memberi hasil yang maksimal. Pada penggunaan pipet, tangan tidak boleh memegangi tabung, tapi cukup dipegang pada pipet pump, ini dilakukan untuk menghindari lepasnya tabung dari pipet pump. Untuk jepit statip dan bagian buret yang akan dijepit harus dililit tisu untuk menghindari pecahnya tabung saat sekrup setiap dikencangkan.
Di praktikum kali ini, terdapat kegiatan penimbangan CaCO3. Sebelum menimbang, semua alat seperti gelas arloji, sendok, sudip harus sudah dicuci bersih dan dikeringkan. Ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat penimbangan dikarenakan alat-alat yang tidak bersih. Setelah itu pastikan penimbangan dilakukan secermat mungkin dan tidak berhamburan. Dengan begitu percobaan akan memberikan hasil yang maksimal pada praktikan. Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk mencari tahu massa suatu benda.
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan suatu endapan dari larutan, dalam percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3. Larutan ini disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan CaCO3, nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali ke dalam larutan, karena molekulnya lebih besar daripada pori-pori kertas saring, endapan larutan CaCO3 berwarna putih. Gerakan yang dilakukan saat menuang larutan adalah gerakan memutar. Ini bertujuan agar endapan CaCO3 tidak menumpuk disatu titik saja sehingga dapat menyebabkan kertas saring robek. Saat menuang larutan, corong tidak boleh digoyangkan, karena juga dapat menyebabkan kertas saring robek.
Prinsip penyaringan adalah menahan partikel yang lebih besar dibanding zat cari yang melarutkannya melalui sebuah media. Media yang dipakai disini adalah kertas saring, saat melakukan penyaringan, larutan dituang sedikit demi sedikit untuk menghindari tumpahnya larutan dan robeknya kertas saring yang dipakai.
Prinsip pengenceran yaitu penambahan zat pelarut kedalam suatu larutan agar menghasilkan kadar yang berbeda. Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah HCL dan NaOH. HCl semula memiliki molaritas 1 M berubah menjadi 0,05 M. Sedangkan percobaan satunya mencari massa NaOH bila yang diketahui molaritas NaOH 2 M dan volume 100ml, setelah dilakukan perhitungan didapat massa NaOH  gram.
Larutan-larutan yang tersedia didalam laboratorium umumnya terdapat dalam bentuk larutan yang pekat. Dalam percobaan ini, yang diencerkan adalah HCl dan juga menggabung akuades dengan padatan NaOH didalam labu ukur kemudian mengocok kedua bahan dalam labu takar sampai tercampur. Penambahan akuades ini mengakibatkan volume larutan diperbesar tetapi konsentrasi tambah kecil. Selain cara tadi pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat.
Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu takar, dihitung jumlah zat yang akan diencerkan kemudian ke dalam labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan kemudian kedalam labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan diatas dan ditambah akuades sampai tanda batas yang terdapat pada labu. Pada dasarnya semua pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur karena di alat tersebut terdapat tanda patas yang mengandung arti sebatas mana akuades harus ditambah . sebelum pengenceran dilakukan, kadar solute yang akan diencerkan harus dihitung terlebih dahulu.
Pada percobaan titrasi dipelajari tentang cara menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang udah diketahui. Larutan yang dipergunakan untuk penggunaan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya, dalam percobaan ini akuades dan KMnO4, diletakkan didalam buret. Larutan ini disebut sebagai larutan standar atau titran atau titrator. Larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di erlenmeyer, disebut sebagai analit.
Saat mengisi buret, isilah agar seluruh bagian buret terisi penuh tetapi dengan keadaan miniskus sejajar dengan skala ukur nol. Cara pembacaan miniskus, skala dan pandangan mata harus sejajar. Jika larutan berwarna gelap seperti KMnO4, maka baca bagian atas miniskus, karena bagian bawah tidak kelihatan. Jika larutan bening, baca miniskus bawah untuk mengetahui volumenya. Gaya yang menyebabkan miniskus cekung dan cembung adalah gaya kohesi dan adhesi. Gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang terjadi antara benda-benda yang bersentuhan, misalnya miniskus bawah (cembung), itu disebabkan gaya adhesi molekul zat cair dengan molekul wadah lebih besar dari gaya kohesi antar molekul zat cair. Sedang gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama, salah satu aspek yang mempengaruhinya adalah kerapatan dan jarak antar molekul yang terdapat didalam suatu benda, seperti pembacaan miniskus cembung, hal itu disebabkan gaya kohesi zat cair lebih besar dari adhesi antar zat cair dan wadah/volume bejana.
Dalam menitrasi, titran ditambah sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan analit, artinya semua titran bereaksi dengan analit keadaan ini disebut titik ekuivalen. Titik ekuivalen dapat ditentukan dengan berbagai cara, cara yang umum adalah menggunakan indikator. Indikator akan berubah warna dengan adanya penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung menghentikan proses titrasi. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi.
Prinsip titrasi adalah, kadar suatu larutan A ditentukan dengan menggunakan larutan B dan sebaliknya. Titran ditambah titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen. Keadaan ini disebut titik ekuivalen. Pada titik ini titrasi dihentikan, kemudian dicatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran.


















BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1.Setiap kali melakukan praktikum kita harus mengenal dan memahami cara penggunaan alat yang dipakai saat praktikum.
2.Jika larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah miniskus atas. Jika larutan tidak berwarna atau bening, maka miniskus yang dibaca adalah miniskus bawah.
3.Penimbangan dilakukan untuk mengetahui massa suatu zat.
4.Pengenceran adalah kegiatan untuk memperbesar konsentrasi dan volume.
5.Penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dan larutan
6.Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya.

2. Saran
Saran yang dapat diberikan agar semua praktikum menguasai materi percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.

























DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Revisi Terjemahan. R.Soendoro dkk. Erlangga: Jakarta.
http://mgmpkimiasumbar.wordpress.com/2012/09/23/alat-dan-bahan-kimia














Tidak ada komentar:

Posting Komentar