PENGENALAN
ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM KIMIA
SITI
NURLELA (1127030065)
JURUSAN
: FISIKA
KELAS
:1.B
LABORATORIUM
KIMIA DASAR
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGRI
SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam
melakukan percobaan di laboratorium tentunya seorang praktikan harus
mengenal alat-alat yang akan dipergunakan. Pengenalan alat-alat yang
akan dipergunakan dalam laboratorium ini sangat penting guna
kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari
kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan.
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium
beserta fungsinya dalam praktikum kimia dasar. Praktikan
dikenalkan dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang akan
dipakai ketika melakukan percobaan-percobaan. Kemudian praktikan
diajarkan cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Hasil yang didapatkan adalah praktikan dapat mengenal
dan mengetahui alat-alat laboratorium beserta fungsinya.
1.2
Tujuan percobaan
- Mengenal alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium kimia.
- Untuk mengetahui fungsi dan bagaimana cara menggunakan alat-alat kimia yang ada di laboratorium.
1.3
Teori dasar
Bila kita
memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan
melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir
sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu
dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan
eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat
dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu
dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
Eksperimen
dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran sains ini.
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda
nyata dan juga mengamati perubahan yang diamati. Ketika sains
bergerak melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih
abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara
dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan
teori. Sehingga praktik laboratorium dan eksperimen merupakan bagian
yang esensial dalam pengajaran sains sebagai produk ini (Wahyudi,
2011)
Pengajaran
metode sains melalui metode praktik laboratorium dapat berperan
sebagai (Wahyudi, 2011):
- Untuk memberikan realitas yang lebih nyata dan tiga dimensi daripada sekedar penjelasan tertulis.
- Persamaan matematik atau diagram seperti yang ada di buku teks.
- Untuk memberkan bayangan realitas yang memang butuh penjelasan untuk melatih penggunaan alat-alat laboratorium beserta teknik-teknik penggunaannya.
- Untuk menguji atau mengkonfirmasi perkiraan-perkiraan teori-teori ilmiah.
Oleh karena
itu pengajaran sains buku teks memerlukan berbagai pendekatan praktek
yang beragam dan cocok dalam pemakaian metode
praktek laboratorium. Karena sebelum memulai melakukan praktik di
laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan
semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia
serta menerapkan dilaboratorium.
Dalam
praktikum analis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian.
Kerapian hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabot-perabot
laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam dan bak meja.
Bahkan korosif yang tumpah harus segera dibersihkan dari peralatan,
bangku ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan di sterilkan
dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air (Underwood, 1991:
1).
Analisis tidak
boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang
bisa dimasuki sikat seperti beker dan erlenmeyer
paling baik dibersihkan dengan sabun, deterjen
sintetik atau pembersih sintetik lainnya. Pipet, buret, tabung reaksi
atau labu volumetrik
mungkin memerlukan deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih dan
hilang atau hilang semua bekas kotoran yang menempel. Jika permukaan
kaca belum membuang airnya secara keseluruhan, perlu digunakan
larutan pembersih yang sifat oksidasinya kuat sehingga dapat
memastikan kebersihan kaca secara keseluruhan. Setelah dibersihkan,
alat itu dibilas dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling
dan biarkan mengering
sendiri tanpa di lap (Underwood, 1991: 578).
Maksud
penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dari larutan induk dan
kelebihan reagensia. Umumnya digunakan kertas saring yang tekstur
kehalusannya sedang. Tepi kertas saring hendaknya 1 cm dari bagian
tepi atas corong (Vogel, 1994: 72).
1.4
METODOLOGI
PERCOBAAN
1.
Alat dan Deskripsi Alat
Alat yang
digunakan pada percobaan:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
b.Botol
Terang
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan pada percobaan ini adalah:
- Garam
- Air
- Oxalsaure dyhidrat
- Kupfer (II) sulfat pentahydrat
- Magnesium sulfat heptahydrat
- Natrium hydroxid sodium hydroxide
- Natrium chloride
- Magnesium sulfat heptahydrat
- Calcium carbonat
- Baromchlorid dyhidrat
- Kalium iodide
- AsamOxalat
- Eisen (II) sulfat heptahydrat
- Barium hydroxid octahydrat
- Iodine
- Tembaga (II) sulfate
- Kalsium klorida
- Iodine
- Aquades
- Aqua bidest
- Kalium hydroxide
- Potassium clhorida
- Natrium hydrogen carbonat
- Alkohol
- AsamHidrocloric
- Ammonium Fluorid
- KaliumDihydrogenPhosphat
- AsamNitrat
- CalsiumHydroxid
- AsamSulfat
- Ammonium HeptanolybdatTetrahydrat
1.5
PROSEDUR KERJA
1.
Penimbangan dan Pembuatan Larutan
- Mengambil gelas arloji, kemudian memasukkan ke dalam neraca analitis.
- Mengalibrasi gelas arloji.
- Mengambil padatan CaCO3, kemudian meletakkan ke atas gelas arloji sedikit demi sedikit hingga mencapai 3 g.
- Mengambil kembali padatan CaCO3 yang telah ditimbang, lalu memasukkan ke gelas beker.
- Mencampur padatan CaCO3 dengan akuades, kemudian mengaduk menggunakan pengaduk.
- Mengamati endapan yang terjadi.
2.Penyaringan
- Mengambil kertas saring.
- Melipat kertas saring menjadi ¼ bagian, kemudian melipat lagi hingga 2-3 lipatan.
- Meletakkan kertas saring yang telah dilipat pada dinding corong dengan membasahinya dengan menggunakan Akuades.
- Meletakkan corong yang telah ditempeli kertas corong diatas gelas piala.
- Memasukkan CaCO3 secara merata pada corong.
- Menuangkan sedikit demi sedikit larutan CaCO3 dengan gerakan memutar pada kertas corong hingga semua endapan CaCO3 dalam gelas beker habis.
3.
Pengenceran
Pengenceran
larutan HCl:
- Mengambil 5 ml HCl dengan menggunakan pipet gondok berukuran 5ml.
- Memasukkan 5 ml HCl ke labu ukur berukuran 100ml.
- Memasukkan Akuades ke labu ukur yang sudah diisi 5ml HCl hingga miniskus bawah Akuades mencapai tanda tera 100ml pada labu ukur.
- Menutup labu ukur, kemudian mengocok labu ukur sebentar
- Pengenceran larutan NaOH
- Mengambil padatan NaOH 8 g.
- Memasukkan padatan NaOH ke dalam Erlenmeyer 100ml.
- Memasukkan Akuades ke dalam Erlenmeyer yang berisi padatan NaOH sampai keduanya tercampur.
- Mengencerkan dan mengocok agar keduanya homogen dan menjadi larutan NaOH 100ml 2 M
4.Titrasi
- Memasang buret pada statip.
- Meletakkan labu Erlenmeyer dibawah buret yang sudah dipasang statip.
- Memasukkan Akuades ke dalam buret hingga volumenya sedikit lebih banyak diatas angka nol.
- Mengeluarkan Akuades dari buret sampai bagian bawah buret terisi dan sampai permukaan Akuades sejajar angka nol
- Memasukkan Akuades pada Erlenmeyer kemudian goyangkan
- Memasukkan Akuades dan serbuk KMnO4 pada gelas beker untuk membuat larutan KMnO4
- Mengulangi langkah-langkah 16 untuk menitrasi larutan KMnO
BAB II
ISI
1.DATA PENGAMATAN
A.Daftar
Nama dan Fungsi Alat-Alat Laboratorium Kimia
NNO
|
NAMA
ALAT
|
FUNGSI
ALAT
|
KETERANGAN
GAMBAR
|
11
|
Rotavapor
|
Untuk
memisahkan zat dari suatu campuran. Misalnya untuk memisahkan
pelarut n-heksana yang digunakan untuk megektraksi minyak dari
suatu bahan.
|
|
22
|
Botol
Semprot
|
biasanya
digunakan untuk menyimpan aquades dan digunakan untuk mencuci
ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam air. Selain
itu digunakan juga untuk mencuci atau menetralkan
peralatan-peralatan yang akan digunakan. Cara menggunakan: menekan
botol maka aquades akan keluar.
|
|
33
|
Cawan
petri atau awan Eko atau telepa Petri
(ada
2 macam yaitu yang terbuat dari kaca dan plastik)
|
digunakan
untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang
ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan
tutupnya
|
|
44
|
pH
meter
(ada
2 macam yaitu digital dan anolog)
|
Bermacam-macam
pH meter yang telah diproduksi oleh pabrik-pabrik. Digunakan untuk
mengukur tingkat keasaman dari suatu zat. Biasanya sebelum
digunakan dikalibarasi terlebih dahulu menggunakan larutan buffer.
Larutan buffer biasanya telah disertakan dalam kemasannya..
|
|
55
|
Multimeter
(ada 2 macam yaitu digital dan analog)
|
Untuk
mengukur kuat arus listrik atau hambatan. Misalnya untuk mengukur
kuat arus yang dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel galvani.
|
|
66
|
Ozon
generator
|
Untuk
membuat ozon dalam laboratorium dengan bahan dasar oksigen (O2)
murni
|
|
77
|
Tabung
Pemadam API Powder/Multipurs
|
Pemadam
kebakaran
|
|
88
|
corong
Büchner yang dihubungkan dengan labu yang terhubung dengan pompa
vakum.
|
Digunakan
untuk menyaring. Bahan penyaring (biasanya kertas saring)
diletakkan di atas corong tersebut dan dibasahi dengan pelarut
untuk mencegah kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan
disaring ditumpahkan ke dalam corong dan dihisap ke dalam labu
dari dasar corong yang berpori dengan pompa vakum.
|
|
99
|
Kalorimeter
Bom
|
Kalorimeter
bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai
kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2
berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah
sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam
medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh
api listrik dari kawat logam erpasang dalam tabung.
|
|
110
|
Kalorimeter
Larutan
|
Kalorimeter
larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem sistem. Pada
dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu
pada kalorimeter.
|
|
111
|
Timbangan
atau neraca
|
Untuk
menimbang massa suatu zat
|
|
112
|
Neraca
analitik
|
Untuk
menimbang massa suatu zat. Tingkat ketelitian lebih tinggi neraca
di atas.
|
|
113
|
Evaporating
dish atau cawan porselin
|
Digunakan
sebagai wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu
tinggi. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak
mudah menguap, mengabukan kertas saring.
|
|
114
|
Kawat
nikrom (alloy nikel dan krom)
|
Untuk
mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala. Hal ini
disebabkan setiap zat memberi warna nyala yang spesifik artinya
setiap zat memiliki warna yang berbeda antara satu dengan yang
lain. Walaupun demikian beberapa zat memberikan warna nyala yang
hampir sama sehingga sulit dibedakan.
|
|
115
|
Wadah
plastik
|
Wadah
atau tempat menyimpan bahan-bahan kimia
|
|
116
|
Botol
reagen atau botol pereaksi
|
Digunakan
untuk menyimpan larutan bahan kimia atau sering juga di gunakan
untuk menyimpan indikator asam basa seperti fenolftalin.
|
|
117
|
Lup
|
Kaca
pembesar. Dapat digunakan untuk mengamati kenaikan atau penurunan
suhu pada termometer terutama termometer raksa yang tidak
berwarna.
|
|
118
|
Kolom
Vigraux
|
Alat
yang digunakan dalam proses destilasi.
|
|
119
|
Soxhlet
|
Digunakan
untuk proses pemisahan suatu bahan alam dengan pelarut organik
berdasarkan massa jenis.
|
|
220
|
Kompor
Listrik
|
Digunakan
untuk memanaskan bahan-bahan.
|
|
221
|
Pipet
Gondok
|
Digunakan
untuk memanaskan bahan-bahan.
|
|
222
|
Rak
Tabung Reaksi
|
Untuk
menyimpan tabung reaksi.
|
|
223
|
Batang
Pengaduk Kaca
|
Untuk
mengaduk suatu campuran agar merata sehingga reaksi lebih
sempurna.
|
|
224
|
Buret
|
Digunakan
untuk titrasi dengan variabel
volume titran yang dapat diubah-ubah.
|
|
225
|
Separator
|
Digunakan
sebagai pemisah larutan berdasarkan berat jenisnya.
|
|
226
|
Corong
Kaca
|
Sebagai
alat bantu dalam penuangan larutan kedalam botol yang mulutnya
kecil.
|
|
227
|
Kaki
Tiga
|
Sebagai
penyangga/tungku pada pembakaran
|
|
228
|
Kasa
Asbes
|
Sebagai
alat untuk membantu meratakan pemanasan ke seluruh bagian bawah
alat yang dipanaskan.
|
|
229
|
Tabung
Reaksi
|
Terbuat
dari kaca, digunakan untuk mereaksikan zat dalam jumlah sedikit.
|
|
330
|
Aluminium
Foil
|
Digunakan
untuk menutup gelas yang mengandung larutan yang mudah menguap.
|
|
331
|
Gelas
Beker
|
Digunakan
untuk menyimpan zat sementara serta pemanasan.
|
|
332
|
Erlenmeyer
|
Digunakan
untuk pengukuran volume tidak tahan panas.
|
|
333
|
Gelas
Ukur
|
Digunakan
untuk pengukuran volume tidak tahan panas.
|
|
334
|
Labu
Ukur
|
Digunakan
untuk membuat larutan standar. Juga bisa digunakan untuk
pengenceran.
|
|
335
|
pH
Indikator
|
Digunakan
untuk mengukur pH suatu larutan dengan cara dicelupkan ke cairan
yang akan di uji pH nya.
|
|
336
|
Gegep
|
Digunakan
untuk pengambilan alat-alat yang tidak bisa diambil langsung
dengan tangan, misalnya tabung reaksi yang sedang dipanaskan.
|
|
337
|
Bunsen
Burner
|
Sebagai
pemanas dengan bahan bakar, diletakkan dibawah kaki tiga.
|
|
338
|
(a)
a.Botol Gelap
(b)
b.Botol Terang
|
a.Untuk
mengukur berat jenis suatu zat.
b.Untuk
menyimpan zat yang tahan cahaya.
|
|
339
|
Piknometer
|
Untuk
mengukur berat jenis suatu zat.
|
|
440
|
Kondensor
|
Untuk
tempat mendidihkan suatu larutan.
|
|
441
|
Kertas
Saring
|
Untuk
tempat mendidihkan suatu larutan.
|
|
442
|
Labu
Didih
|
Untuk
tempat mendidihkan suatu larutan.
|
|
443
|
Pemanas
Mantel
|
Untuk
memanaskan suatu larutan yang ada pada suatu wadah (contoh: labu
didih).
|
|
444
|
Gelas
Arloji
|
Untuk
membantu menimbang padatan.
|
|
445
|
Klem
statif
|
Untuk
menjepit soklet pada proses ekstraksi, Menjepit buret dalam proses
titrasi,untuk menjepit kondensor pada proses destilasi.
|
2.
Daftar
Nama,Rumus,sifat fisik dan wujud zat Beberapa Zat Kimia Yang Umum
NO
|
NAMA
ZAT
|
RUMUS
KIMIA
|
SIFAT
FISIK
|
WUJUD
ZAT
|
1.
|
Garam
|
NaCl
|
berwarna
putih,rapuh
,asin,larut dalam air, tidak bisa melewati selaput semipermeable.
|
Serbuk
|
2.
|
Air
|
O
|
tidak
bewarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
|
Cair
|
3.
|
Oxalsaure
dyhidrat
|
C2H2O4
. 2H2O
|
Berbentuk
serbuk putih
|
Serbuk
|
4.
|
Kupfer
(II) sulfat pentahydrat
|
CuSO4.5H2O
|
Warna
biru
|
|
5.
|
Magnesium
sulfat heptahydrat
|
MgSO4+7H2O
|
Putih,higroskopis
|
Padat
|
6.
|
Natrium
hydroxid sodium hydroxide
|
NaOH
|
Bersifat
korosif,penambah NaOH
|
cair
|
7.
|
Natrium
chloride
|
NaCl
|
Putih,
butiran
|
Halus
|
8.
|
Magnesium
sulfat heptahydrat
|
MgSO4.7H2O
|
Putih,
higroskopis
|
Padat
|
9.
|
Calcium
carbonat
|
CaCO3
|
Putih,
higroskopis
|
Halus
|
10.
|
Baromchlorid
dyhidrat
|
BaCl2
. 2H2O
|
Putih
|
Halus
|
11.
|
Kalium
iodide
|
KI
|
Putih
|
Halus
|
12.
|
AsamOxalat
|
H2C2O4
|
Putih.
Asam
organikyangrelatifkuat,agen pereduktor
|
Serbuk
|
13.
|
Eisen
(II) sulfat heptahydrat
|
FeSO4
. 7H2O
|
Hitam
|
Serbuk
|
14.
|
Barium
hydroxid octahydrat
|
BaOH2
|
Putih
|
Serbuk
|
15.
|
Iodine
|
|
perak,
abu-abu,
|
Padat
|
16.
|
Tembaga
(II) sulfate
|
CuSO4
|
Biru,
higrokopis
|
Padat
|
17.
|
Kalsium
klorida
|
CaCl2
|
Jernih,
tidak berbau, tidak berwarna, solusi tidak beracun
|
Cair
|
18.
|
Iodine
|
I2
|
Kristal,
perak, abu-abu
|
|
19.
|
Aquades
|
H2O
|
Jernih,kuat,tidak
korosif
|
Cair
|
20.
|
Aqua
bidest
|
H2O
|
Jernih,
2x proses distilasi.
|
Cair
|
21.
|
Kalium
hydroxide
|
KaO
|
Bening,
dan menghanguskan kulit
|
Cair
|
22.
|
Potassium
clhorida
|
KCl
|
Jernih,
bahan oksidator, oksidator yang relatif kuat
|
Cair
|
23.
|
Natrium
hydrogen carbonat
|
NaHCO3
|
Putih,larut
dalam
air,
obat antasid, obat penetral asam bagi penderita asidosis
tubulus renalis (ATR)
|
Serbuk
|
24.
|
Alkohol
|
C2H5OH
|
Putih,
zat tidak berwarna. cairan encer yang dapat tercampur dengan
air,suku sedang
|
Cair
|
25.
|
Asam
klorida
|
HCl
|
komponen
utama dalam asam
lambung,cairan
yang sangat korosif
|
Cair
|
26.
|
Ammonium
Fluorid
|
NH4F
|
Putih,
hidrolisi total dengan sifat asam
|
Padat
|
27.
|
KaliumDihydrogenPhosphat
|
KH2PO4
|
Putih
|
Serbuk
|
28.
|
AsamNitrat
|
HNO3
|
Asam
beracun yang menyebabkan luka bakar
|
Cairan
korosif tak berwarna
|
29.
|
CalsiumHydroxid
|
Ca(OH)2
|
Putih,halus,
basa dengan
kekuatan sedang.bereaksi dengan banyak logam
dengan adanya air. Larutan tersebut menjadi keruh bila dilewatkan
karbon
dioksida
|
Kristal
tak berwarna
|
30.
|
AsamSulfat
|
H2SO4
|
amat
korosif, Bereaksi dengan jaringan tubuh,Bereaksi hebat dengan air
dan mengeluarkan panas (eksotermis)
|
Cairan
kental
|
31.
|
Ammonium
HeptanolybdatTetrahydrat
|
(NH4)6MO7O24.4H2O
|
Putih,
prekursor
katalis logam Ni
|
Serbuk
|
- Pembahasan
Berikut akan
diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang berjudul
pengenalan
alat-alat
laboratorium.
Tujuan diadakannya laboratorium ini adalah agar setiap praktikan
mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan
berbagai alat yang ada dilaboratorium.
Dan diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung lagi di
laboratorium.
Dalam
percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat, berikut
akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di
laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung
berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia ini. Alat-alat
pemanasan terdiri atas pembakar gas, pembakar spiritus, pemanas
mantel, kompor listrik, kaki tiga, kasa, gelas beker, tabung reaksi,
labu didih, penjepit. Untuk alat-alat penimbangan terdiri atas labu
ukur, labu
erlenmeyer,
pipet gondok, gelas beker. Dan terakhir untuk alat titrasi
terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer
dan corong.
Saat
praktikum, baik sebelum atau sesudahnya, semua alat yang digunakan
mesti dicuci. Ini bertujuan agar alat tetap steril sehingga
menunjukkan hasil kerja yang maksimal. Cara
mencucinya
adalah dicuci dengan sabun, kemudian
diguyur dengan air kran hingga bersih, dibilas dengan akuades
dan dikeringkan dengan lap dan tisu.
Dilaboratorium
bahan-bahan kimia tertentu mesti disimpan dalam botol gelap untuk
menghindari bereaksinya bahan ketika terkena cahaya, contohnya adalah
hidrogen peroksida.
Tetapi, jika suatu bahan tidak sensitif dengan cahaya maka dapat
disimpan dalam botol terang, misalnya H2SO4.
Dalam kegiatan
pemanasan, sebelum meletakkan kaca diatas alat pemanas, harus
diletakkan
kasa terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar pemanasan dapat merata
sehingga memberi
hasil yang maksimal. Pada penggunaan pipet, tangan tidak boleh
memegangi tabung, tapi cukup dipegang pada pipet pump,
ini dilakukan untuk menghindari lepasnya tabung dari pipet pump.
Untuk jepit statip dan bagian buret yang akan dijepit harus dililit
tisu untuk menghindari pecahnya tabung saat sekrup setiap
dikencangkan.
Di praktikum
kali ini, terdapat kegiatan penimbangan CaCO3.
Sebelum menimbang,
semua alat seperti gelas arloji, sendok, sudip harus sudah dicuci
bersih dan dikeringkan. Ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat
penimbangan dikarenakan alat-alat yang tidak bersih. Setelah
itu pastikan penimbangan dilakukan secermat mungkin
dan tidak berhamburan. Dengan begitu percobaan akan
memberikan hasil yang maksimal pada praktikan. Prinsip penimbangan
adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk mencari tahu
massa suatu benda.
Penyaringan
dilakukan untuk memisahkan suatu endapan dari larutan, dalam
percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3.
Larutan ini disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong.
Endapan larutan CaCO3,
nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali
ke dalam larutan, karena molekulnya lebih besar daripada pori-pori
kertas saring, endapan larutan CaCO3
berwarna putih. Gerakan yang dilakukan saat menuang larutan adalah
gerakan memutar. Ini bertujuan agar endapan CaCO3
tidak menumpuk disatu titik saja sehingga dapat menyebabkan kertas
saring robek. Saat menuang larutan, corong tidak boleh digoyangkan,
karena juga dapat menyebabkan kertas saring robek.
Prinsip
penyaringan adalah menahan partikel yang lebih besar dibanding zat
cari yang melarutkannya melalui sebuah media. Media yang dipakai
disini adalah kertas saring, saat melakukan penyaringan, larutan
dituang sedikit demi sedikit untuk menghindari tumpahnya larutan dan
robeknya kertas saring yang dipakai.
Prinsip
pengenceran yaitu penambahan zat pelarut kedalam suatu larutan agar
menghasilkan kadar yang berbeda. Pada percobaan ini bahan yang
digunakan adalah HCL dan NaOH. HCl semula memiliki molaritas 1
M berubah menjadi 0,05 M. Sedangkan percobaan satunya mencari massa
NaOH bila yang diketahui molaritas NaOH 2 M dan volume 100ml, setelah
dilakukan perhitungan didapat massa NaOH gram.
Larutan-larutan
yang tersedia didalam laboratorium
umumnya terdapat dalam bentuk larutan yang pekat. Dalam percobaan
ini, yang diencerkan adalah HCl dan juga menggabung akuades
dengan padatan NaOH didalam labu ukur kemudian mengocok kedua bahan
dalam labu takar sampai tercampur. Penambahan akuades
ini mengakibatkan volume larutan diperbesar tetapi konsentrasi tambah
kecil. Selain cara tadi pengenceran dapat dilakukan dengan cara
terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan
dibuat.
Cara
pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu takar, dihitung
jumlah zat yang akan diencerkan kemudian ke dalam labu ukur zat
terlarut yang akan diencerkan kemudian kedalam labu ukur zat terlarut
yang akan diencerkan diatas dan ditambah akuades
sampai tanda batas yang terdapat pada labu. Pada dasarnya semua
pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur karena di alat
tersebut terdapat tanda patas yang mengandung arti sebatas mana
akuades
harus ditambah . sebelum pengenceran dilakukan, kadar solute
yang akan diencerkan harus dihitung terlebih dahulu.
Pada
percobaan titrasi dipelajari tentang cara menentukan konsentrasi
suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan
standar yang udah diketahui. Larutan yang dipergunakan untuk
penggunaan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya, dalam
percobaan ini akuades
dan KMnO4,
diletakkan didalam buret. Larutan ini disebut sebagai larutan standar
atau titran atau titrator. Larutan yang tidak diketahui
konsentrasinya diletakkan di erlenmeyer,
disebut sebagai analit.
Saat mengisi
buret, isilah agar seluruh bagian buret terisi penuh tetapi dengan
keadaan miniskus sejajar dengan skala ukur nol. Cara pembacaan
miniskus, skala dan pandangan mata harus sejajar. Jika larutan
berwarna gelap seperti KMnO4,
maka baca bagian atas miniskus, karena bagian bawah tidak kelihatan.
Jika larutan bening, baca miniskus bawah untuk mengetahui volumenya.
Gaya yang menyebabkan miniskus cekung dan cembung adalah gaya kohesi
dan adhesi. Gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang
terjadi antara benda-benda yang bersentuhan, misalnya miniskus bawah
(cembung), itu disebabkan gaya adhesi molekul zat cair dengan molekul
wadah lebih besar dari gaya kohesi antar molekul zat cair. Sedang
gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama, salah
satu aspek yang mempengaruhinya adalah kerapatan dan jarak antar
molekul yang terdapat didalam suatu benda, seperti pembacaan miniskus
cembung, hal itu disebabkan gaya kohesi zat cair lebih besar dari
adhesi antar zat cair dan wadah/volume bejana.
Dalam
menitrasi, titran ditambah sedikit demi sedikit pada analit sampai
diperoleh keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit, artinya semua titran bereaksi dengan analit keadaan ini
disebut titik ekuivalen. Titik ekuivalen dapat ditentukan dengan
berbagai cara, cara yang umum adalah menggunakan indikator. Indikator
akan berubah warna dengan adanya penambahan sedikit mungkin
titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung menghentikan proses
titrasi. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya perubahan
warna indikator disebut titik akhir titrasi.
Prinsip
titrasi adalah, kadar suatu larutan A ditentukan dengan menggunakan
larutan B dan sebaliknya. Titran ditambah titer sedikit demi sedikit
sampai mencapai keadaan ekuivalen. Keadaan ini disebut titik
ekuivalen. Pada titik ini titrasi dihentikan, kemudian dicatat volume
titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka
kita bisa menghitung kadar titran.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
1.Setiap kali
melakukan praktikum kita harus mengenal dan memahami cara penggunaan
alat yang dipakai saat praktikum.
2.Jika larutan
berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah miniskus atas. Jika
larutan tidak berwarna atau bening, maka miniskus yang dibaca adalah
miniskus bawah.
3.Penimbangan
dilakukan untuk mengetahui massa suatu zat.
4.Pengenceran
adalah kegiatan untuk memperbesar konsentrasi dan volume.
5.Penyaringan
adalah untuk memisahkan endapan dan larutan
6.Untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan suatu larutan
standar yang sudah diketahui konsentrasinya.
2. Saran
Saran yang
dapat diberikan agar semua praktikum menguasai materi percobaan dan
cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Brady, James
E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama.
Penerbit Erlangga: Jakarta.
Day, R.A. Jr
and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi
Revisi Terjemahan. R.Soendoro dkk. Erlangga: Jakarta.
http://mgmpkimiasumbar.wordpress.com/2012/09/23/alat-dan-bahan-kimia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar